Minggu, 12 Januari 2020

Jangan Lihat Seseorang Dari Kesuksesannya, Lihat Pribadinya


Dalam kehidupan ini, kerapkali kita dihadapkan dengan berbagai kejadian yang membuat kita merasa direndahkan oleh orang lain. Banyak kejadian yang memungkinkan orang-orang di sekitar kita untuk menganggap diri mereka lebih tinggi dari kita. Hal ini merupakan sesuatu yang manusiawi. Kita tahu bahwa manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang kompetitif. Manusia memiliki ego dasar yang dimiliki untuk bertahan hidup. Manusia selalu ingin menjadi lebih baik dari manusia lainnya atau paling tidak, manusia ingin terlihat lebih baik dibandingkan dengan sesamanya. Jika kita melihat kepada abad pertama manusia ada di bumi, hal ini berhubungan dengan naluri setiap mahluk hidup untuk mempertahankan hidupnya. Untuk mempertahankan hidupnya, manusia juga menjauhi sesuatu yang dianggap mengancam. Dalam kehidupan modern, ego seringkali dihubungkan dengan pekerjaan seseorang. Untuk memenuhi ego, manusia memiliki banyak cara. Salah satu cara yang paling sering digunakan oleh manusia adalah dengan berusaha menjadi yang terbaik di lingkungan pergaulannya. Banyak orang merendahkan orang lain dengan tujuan untuk membuat dirinya terlihat lebih tinggi. Manusia juga cenderung merendahkan orang lain yang dianggap berbeda dari kebanyakan orang. Hal ini berkaitan dengan mekanisme pertahanan manusia. orang yang di cap ‘berbeda’ kerapkali dianggap sebagai ancaman bagi lingkungan sosial. Manusia akan membenci sesuatu yang dianggap sebagai ancaman. Perbedaan seringkali dianggap sebagai ancaman yang menimbulkan rasa benci. Rasa benci kita terhadap seseorang tentu bisa mendorong kita untuk merendahkan orang yang kita benci.
                Dengan sebuah kenyataan bahwa akan selalu ada kondisi dimana kita direndahkan oleh orang lain, muncul sebuah pertanyaan besar. Apa yang harus kita lakukan jika kita direndahkan oleh orang lain? Banyak orang berkata bahwa kita harus membuktikan kepada mereka yang merendahkan kita. Banyak orang berkata kita harus membuktikan kepada mereka dengan kesuksesan kita. Disini muncul lagi sebuah pertanyaan besar yaitu apakah kita memiliki keharusan untuk membuktikan dengan berbagai pencapaian-pencapaian yang kita raih? Banyak orang akan mengatakan ‘ya’ pada pertanyaan ini. Hal ini disebakan karena sebagian orang berfokus pada apa yang terlihat. Terlepas dari banyaknya orang yang masih menjunjung tinggi prinsip ini, alangkah baiknya kita merenung. Coba kita renungkan akan apa yang ada di dalam kendali kita dan apa saja yang berada di luar kendali kita. Contoh yang paling sederhana adalah pendapat orang lain tentang kita yang sudah jelas berada di luar kendali kita. Tempat dimana kita dilahirkan, dari keluarga mana dan siapa saja orang-orang yang ada di sekeliling kita merupakan contoh-contoh lain akan apa yang tidak bisa kita kendalikan. Peristiwa-peristiwa diatas merupakan suatu kejadian yang terjadi secara acak. Banyak orang mengartikan hal ini sebagai faktor keberuntungan. Seperti yang kita tahu, yang menentukan suskses tidaknya kita sebenarnya tidak semata-mata bakat kita. Ketekunan dan tempat serta waktu yang tepat adalah penentu kesuksesan terbaik. Dari penjabaran diatas bisa kita ketahui bahwa sebenarnya kesuksean seseorang tidak sepenuhnya berada dibawah kendali orang tersebut. Banyak faktor eksternal yang memengaruhi kesuksesan seseorang
                Dalam sebuah buku yang berjudul ‘’Filosofi Teras’’, kita mengenal dikotomi dan trikotomi kendali. Dikotomi kendali adalah sesuatu yang benar-benar berada di luar kendali kita sedangkan trikotomi kendali adalah sesuatu yang sebagian berada di bawah kendali kita dan sebagian tidak. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali orang tidak menyadari bahwa pencapaian seseorang sesungguhnya merupakan trikotomi kendali. Meskipun sebenarnya lebih bijak jika kita memperhatikan kedua aspek yaitu internal dan eksternal, masih banyak orang yang hanya berfokus kepada salah satu faktor saja untuk mengejar sukses. Beberapa artikel di internet menegaskan bahwa sesungguhnya kesuksesan seseorang merupakan faktor keberungungan. Namun sebenarnya perlu diketahui bahwa dalam kehidupan ini rasanya lebih baik jika kita berpegang pada prinsip trikotomi kendali. Dengan berpegang pada prinsip trikotomi kendali, kita akan memperjuangkan apa yang kita inginkan namun kita tidak akan merasa sedih jika kesuksesan tidak kita dapatkan. Meskipun saya mengakui trikotomi kendali, saya tetap membenarkan bahwa memang faktor di luar diri kita lebih memengaruhi kesuksesan kita.
                Jika kita melihat lebih jauh mengenai trikotomi kendali, kita bisa menyebutkan beberapa contoh. Jika kita dihadapkan pada situasi dimana kita sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenangkan sebuah perlombaan namun hal ini tidak menjamin kemenangan kita. Banyak yang berpikir bahwa kita dapat memenangkan sebuah perlombaan dengan bekerja keras, menyiapkan strategi, menjaga kesehatan fisik dan mental namun dibalik semua itu kita harus ingat bahwa ada hal yang di luar kendali kita. Pertimbangan juri yang terkadang subjektif, siapa lawan kita dan situasi yang ada di sekeliling kita saat kita berloma merupakan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Dua orang dengan kemampuan yang sama ditempatkan dalam dua tempat. Yang satu berada di tempat dimana kemampuan orang-orang di tempat tersebut dibawah kemampuan dirinya dan yang satu ditempatkan di tempat yang kemampuan orang-orangnya diatasnya, tentu peluang kesuksesan lebih besar pada seorang yang pertama. Apakah sebagai orang yang bukan berasal dari tempat yang pertama maupun tempat yang kedua, kita akan menilai bahwa orang yang pertama lebih baik daripada orang yang kedua karena kesuksesan yang kita lihat? Jika jawabannya iya, coba renungkan kembali pernyataan-pernyatan diatas. Contoh lain dari trikotomi kendali adalah ketika kita melihat seseorang yang tampaknya tidak memiliki bakat yang baik namun karena ia berada di tempat yang mendukung dia untuk menjadi yang terbaik, ia bisa menjadi seorang yang berprestasi. Melihat fenomena ini, sudah saatnya kita menilai orang berdasarkan kualitas pribadinya, bukan dengan kesuksesannya. Kesuksesan seseorang tidak menjamin bahwa orang tersebut merupakan pribadi yang berkualitas.
                Terlepas dari perkataan banyak orang bahwa kita bisa merubah nasib kita seutuhnya, kita tetap harus menyadari bahwa kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Bahkan kisah-kisah manis seperti seorang underdog yang tidak disukai berhasil sukses menjadi top dog yang disukai kerap mewarnai tema novel ataupun lirik dari sebuah lagu. Namun dalam kenyataannya tidak semua bisa seperti itu. Kisah-kisah motivasi dan lagu yang berisikan motivasi hanya bisa membuat kita berjuang lebih keras. Perjuangan belum tentu berujung kesuksesan, bisa saja orang tidak menghargai usaha kita, sekeras apapun kita berjuang.
                Orang-orang yang direndahkan di lingkungan sosialnya cenderung didorong untuk membuktikan kepada orang-orang yang merendahkan mereka dengan prestasi. Hal ini disebabkan karena masih banyak orang yang mengasosiasikan bakat dan kelebihan-kelebihan seseorang dengan prestasi yang ia raih, padahal sudah jelas bakat tidak selalu menjamin bahwa seseorang akan sukses. Mengenai hal ini, kita harus menyadari bahwa sebenarnya kesuksesan tidak sepenuhnya berada di dalam kendali kita. Kesuksesan sesungguhnya merupakan trikotomi kendali yang melibatkan keberuntungan dan usaha. Jika kita telah berusaha sekuat tenaga untuk meraih kesuksesan tetapi ia tak kunjung datang, jangan bersedih. Disini perlu diakui bahwa seringkali kesuksesan membutuhkan lebih banyak faktor di luar kendali kita dibandingkan dengan faktor yang ada di dalam kendali kita. Yang perlu kita lakukan adalah menaruh fokus pada hal-hal yang berada di bawah kendali kita seperti pendirian kita yang baik, ketekunan kita, bakat kita dan hal-hal lain yang bisa kita kendalikan. Jika anda adalah seorang yang sudah berjuang dan berkali-kali gagal, jangan bersedih. Tugas anda adalah tetap berjuang dan tunjukkan bahwa anda merupakan seorang yang gigih dan berkepribadian baik.
 Coba kita pikir kembali, apakah adil jika kita menilai seseorang dari kesuksesan atau prestasinya?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar